Oh iya, sebelum bicara performa, kita bedah dulu perbedaan Jupiter MX dan New Jupiter MX. Paling utama tentu di bodi, kini tampil lebih futuristik, terutama jika dilihat dari depan, lampu senja dan sein yang ada di dada mirip mata elang, menatap tajam. Di atasnya terlihat spidometer berdesain baru yang futuristik. Lalu lampu belakang meruncing dan sudah dismoke. Dan ban belakang pakai inner fender yang bikin tampilam sporti, serta melindungi monosok dari kotoran. Ya, seperti hasil spy shoot OTOMOTIFNET.com beberapa waktu yang lalu.
Perbedaan paling menonjol tentu mesin. Terutama yang manual clutch, kini sudah 5 speed. Lalu karburator pakai tipe BS atau yang biasa disebut vakum, tepatnya Mikuni BS25 dengan tetap dilengkapi TPS (throttle position sensor). Kalau isi silinder tetap 135 cc. Sedang versi automatic clutch tetap pakai mesin lama, 4 speed. Namun karbu juga diganti tipe vakum.
Penggunaan transmisi 5 speed ini, menuntut perubahan pada crank case, “Pakai milik V-Ixion,” ujar M. Abidin, Manager Technical Department-Service Division PT YMKI . Terlihat jelas dari posisi stut kopling yang berada di sisi kiri, sama persis dengan motor sport Yamaha 150 cc itu. Nah perpindahan gigi pun jadi seperti motor sport, satu ke bawah, dua seterusnya ke atas.
Dari perubahan di atas, diklaim tenaga menjadi lebih besar, “Untuk meredamnya sasis perlu diperkuat, terutama di area engine mounting, karena kalau tidak akan timbul getaran berlebih,” lanjut Abidin, sapaan akrabnya.
Nah sekarang baru coba jalan, wah riding position terasa lebih nyaman, karena lekukan jok terasa lebih pas bagi tester yang punya tinggi 172 cm. Juga ditunjang setang yang lebih menekuk ke belakang, jika yang lama 16º, New Jupiter MX 19º. Mirip motor road race deh!

Tarikan gimana? Sangat terasa bedanya, tiap gigi sambung-menyambung. Dari satu sampai lima nafas nyambung terus. Gigi satu bisa 40 km/jam, 2 60 km/jam, 3 80 km/jam, 4 100 km/jam, lalu 5 tembus 120 km/jam. Namun memang pada gigi lima kenaikan kecepatannya sangat lambat. Agar bisa tembus 120 km/jam di ujung straight, di R terakhir Sentul mesti sudah menghabiskan gigi 4, masuk straight langsung oper 5, baru tembus deh!
Karakter tersebut tak seperti yang masih 4 speed, dimana gigi 1 dan 2 terasa terlalu jauh, sehingga saat perpindahan gigi penurunan putaran mesin dropnya banyak. Namun untuk top speed sih sama saja berkisar 120 km/jam.
Nah gimana dengan handling? Penggunaan pelek belakang dengan lebar 2,5 inci, berpadu ban 100/70-17 memang membantu kestabilan, namun jika digunakan menikung kencang terasa agak goyang dan bergeser. Kemungkinan karena profil ban terlalu tipis, sehingga grip ban sampai habis. Coba kalau ban ukuran 110, pasti jauh lebih enak.
Untuk rem enggak ada masalah, apalagi sekarang belakang juga pakai cakram. Oh iya, untuk versi kopling otomatis lebar pelek dan rem belakang tetap seperti versi lama, sempit dan masih teromol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar